Jumat 25 Jul 2014 12:12 WIB

Transaksi Remitansi BNI Tumbuh Stagnan

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Remitansi
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Remitansi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat pertumbuhan stagnan pada pengiriman uang dari luar negeri atau remitansi. Direktur Treasury dan Luar Negeri BNI Suwoko Singoastro mengatakan, penurunan disebabkan oleh berkurangnya pengiriman dari Arab Saudi. "Volume remittance relatif datar, hanya 0,3 persen," kata Suwoko, Kamis (24/7) malam.

Incoming remittance dari Arab Saudi mengalami penurunan tajam hingga mencapai 30 persen. Padahal, Arab merupakan negara dengan incoming remittance terbesar bagi BNI.

Incoming remittance sampai Juni 2014 tercatat sebesar 214 miliar dolar AS. Sementara, outgoing remittance senilai 21,6 miliar dolar. Kontribusi Arab Saudi mencapai Rp 1,86 triliun. Turun dari tahun sebelumnya Rp 2 triliun.

Penurunan volume ini disebabkan oleh adanya kebijakan moratorium pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke negara di Timur Tengah tersebut. Sehingga, TKI yang sedianya berangkat ke Arab Saudi beralih negara ke Taiwan. "Dari 19 kota, TKI yang ke Saudi beralih ke Taiwan," kata Suwoko.

Karena alasan inilah BNI membuka kantor representatif di Taiwan. Hal tersebut bertujuan agar dapat menampung pengiriman uang TKI dari Taiwan. Bagi BNI, Taiwan merupakan pasar baru sehingga perseroan telah membuka kerja sama dengan agen remittance di sana.

Meskipun mengalami penurunan secara volume di Arab Saudi, BNI mencatat adanya peningkatan incoming remittance di Amerika Serikat. Per Juni 2014, volumenya mencapai Rp 129 triliun dari Rp 114 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement