REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pangsa pasar perbankan syariah di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga periode Maret 2014 melampaui angka nasional.
Wakil Ketua I Bidang Eksternal Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) DIY Wahsi Prasodjo di Yogyakarta, Sabtu, menyebutkan pangsa pasar (market share) perbankan syariah perode Maret 2014 sekitar 7 persen, sementara angka nasional masih mencapai 4 persen pada perode yang sama.
"Meskipun melampaui angka nasional namun sebetulnya masih bisa tumbuh lagi. Masyarat masih butuh waktu untuk menyesuaikan dengan mekanisme perbankan syariah," kata dia.
Ia menyebutkan jumlah unit perbankan syariah di DIY saat ini telah mengalami perkembangan dengan berdirinya 11 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan 11 Bank Umum Syariah.
Sementara itu, ia menyebutkan, untuk pertumbuhan aset, perbankan syariah di DIY masih belum mengalami pertumbuhan signifikan dibanding 2013, mencapai 17 persen.
Pertumbuhan aset perbankan syariah di DIY masih jauh lebih rendah jika dibandingkan pada 2009 yang pernah mencapai 45-50 persen.
Meski demikian, ia optimistis pertumbuhan aset akan terdongkrak setelah adanya kebijakan Kementerian Agama untuk memindahkan dana haji yang semula disimpan di bank konvensional ke bank syariah atau bank umum yang memiliki unit syariah.
"Migrasi dana haji ke bank syariah kami yakini akan berpengaruh besar semakin mendorong pertumbuhan perbankan syariah," kata dia.
Dia menilai secara umum pelayanan bank syariah masih dianggap belum seimbang dengan pola pelayanan bank konvensional. "Meskipun belum merata, kami akan terus melakukan sosialisasi dan meyakinkan masyarakat bahwa bank syariah lebih aman dan pasti," katanya.