Kamis 17 Jul 2014 16:15 WIB

OJK: Secara Umum Industri Keuangan Indonesia Baik

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan menilai industri jasa keuangan di Indonesia secara umum berada dalam kondisi yang baik.

"Pasar keuangan nasional memang sempat mengalami pelemahan pada Juni sejalan dengan aksi tunggu investor terkait perkembangan politik. Namun kondisi pasar saat ini sudah kembali stabil," kata Deputi Komisioner Manajemen Strategis I B OJK Lucky F.A. Hadibrata di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, aktivitas perdagangan di pasar saham saat ini cenderung meningkat didukung kondisi politik yang cukup kondusif.

Ia mengemukakan bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) sedang berada dalam tren positif. Per 16 Juli indeks BEI berada di level 5.113 poin atau meningkat sekitar 19,65 persen sepanjang tahun ini.

Sementara untuk produk pasar modal seperti reksadana, lanjut dia, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana juga menunjukkan peningkatan hingga mencapai Rp210 triliun.

"Net subscription cukup tinggi sehingga mendukung meningkatkan NAB reksa dana, hal itu menunjukan kepercayaan investor," ujarnya.

Dari sisi perbankan, Lucky F.A. Hadibrata mengatakan bahwa kondisi likuiditas perbankan yang dicerminkan dalam rasio Aset Likuid/Non Core Deposit (AL/NCD), dengan "threshold" 50 persen juga masih memadai untuk mengantisipasi potensi penarikan dana pihak ketiga (DPK) terutama menjelang lebaran.

Sementara sektor industri keuangan non bank (IKNB), Lucky F A Hadibrata mengatakan bahwa IKNB juga mengalami peningkatan yang terlihat dari nilai investasi dana pensiun dan perusahaan asuransi yang naik, walaupun disisi lain terdapat pelambatan pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan.

Kendati demikian, Lucky F.A. Hadibrata mengingatkan bahwa faktor risiko yang perlu mendapat perhatian adalah kemungkinan pembalikan arah kebijakan moneter di Amerika Serikat terkait suku bunga, dan kenaikan harga minyak sebagai imbas dari eskalasi politik di Timur Tengah dan Ukraina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement