REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Bank Central Asia (BCA) Suwignyo Budiman menyatakan tingkat kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross perseroan naik tipis pada semester II 2014, dari 0,4 persen pada semester II 2013 menjadi 0,5 persen.
"Total saya kira tidak banyak beda. Sekitar 0,5 persen, naik tipis dibanding tahun lalu," kata Direktur BCA Suwignyo Budiman saat acara buka puasa bersama wartawan di Jakarta, Selasa (15/7) malam.
Menurut Suwignyo, salah satu hal yang menyebabkan kenaikan NPL BCA tersebut yakni akibat kebijakan perseroan yang menaikkan suku bunga kredit, sehingga nasabah merasakan dampak akibat kebijakan itu. "Kenaikan ya normal lah, kalau (suku bunga) kredit naik semua juga naik," ujarnya.
Namun, lanjut Suwignyo, pihaknya tetap berhati-hati agar tingkat kredit bermasalah tidak naik secara signifikan ke depannya.
"Menurut saya, kita memang harus hati-hati, mudah-mudahan tidak banyak lagi naiknya," katanya.
Ia juga menambahkan, pertumbuhan kredit perseroan pada semester I/2014 juga mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya, sebagaimana yang diprediksikan oleh Bank Indonesia. "Saya kira semua bank, kredit ini memang agak lambat ya. Secara umum likuditas memang terbatas, jadi kredit juga terbatas," ujar Suwignyo.
Dia menambahkan, perlambatan terjadi hampir di semua sektor kredit, khususnya kredit konsumer. Ia berharap, pada semester II 2014 pertumbuhan kredit perseroan dapat lebih baik namun tetap sejalan dengan arahan Bank Indonesia yakni 15-17 persen.