REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin pagi menguat sebesar 99 poin menjadi Rp11.773 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.872 per dolar AS.
"Terapresiasinya laju sejumlah mata uang Asia memberikan angin segar bagi rupiah untuk bergerak positif," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Senin (7/7).
Ia mengemukakan positifnya mayoritas mata uang Asia merespon data penguatan indeks manufaktur Tiongkok, selain itu data laju ekspor Korea Selatan yang meningkat menambah sentimen positif pasar keuangan di kawasan negara Asia.
Sementara dari dalam negeri, ia menambahkan sentimennya juga cukup mendukung bagi penguatan mata uang rupiah, neraca perdagangan Indonesia yang kembali mencatatkan surplus masih menjadi penopang nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Diharapkan sentimen positif dapat terjaga dan mata uang rupiah bergerak sesuai dengan fundamental ekonomi," katanya.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan terserapnya obligasi euro yang diterbitkan pemerintah Indonesia memberi sinyal minat investor asing menempatkan dananya di dalam negeri masih besar.
"Adanya kepercayaan itu, cukup memberikan sentimen positif bagi rupiah," katanya.
Dari eksternal, lanjut dia, harga minyak dunia yang cenderung mulai menurun, meredakan kekhawatiran investor terhadap defisit anggaran pemerintah dan defisit transaksi berjalan Indonesia.