Ahad 22 Jun 2014 19:35 WIB

Melemahnya Rupiah Menjadi Beban untuk Dunia Usaha

Rep: Nora Azizah/ Red: Joko Sadewo
Indonesian rupiah (Illustration)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Indonesian rupiah (Illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Melemahnya rupiah akan menjadi beban bagi dunia usaha. "Terutama industri yang komponennya cukup besar dalam pasar," kata Wakil Sekretaris Jenderal Apindo Franky Sibarani, Ahad (22/6). Beban tersebut muncul karena daya beli masyarakat saat ini yang belum terlalu baik.

Franky mengatakan, daya beli masyarakat dalam negeri masih belum menunjukkan hasil yang baik di tahun ini. Begitu pula di sisi lain harga bahan baku impor juga akan terkena imbas melemahnya rupiah. Hal tersebut bisa menyebabkan harga akan naik. Apalagi saat ini menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Kemungkinan harga naik pasti ada.

Dikaitkan dengan pemilu presiden tahun ini ada sedikit pengaruhnya terhadap melemahnya rupiah. Situasi terakhir saat ini pemerintah belum bisa mengelola internal dalam negeri. Terutama yang berkaitan dengan pendapatan negara, defisit, dan menyangkut kebijakan. Saat ini masih ada kebijakan yang belum memberikan kepastian hukum dalam usaha.

Franky menjelaskan, apabila rupiah masih melemah maka akan terjadi stuck pada investasi. Banyak investasi yang akan tertahan dan tersendat. Kemudian pasar dalam negeri akan semakin lesu.

Jalan keluar hanya bisa didapat pada pemerintahan baru yang akan terpilih nanti. Penyelesaian dari pemerintah baru harus terkait pada keuangan negara. "Sebab kalau keuangan negara defisitnya besar akan memengaruhi kebijakan," kata Franky. Salah satunya akan mengorbankan kegiatan usaha termasuk rupiah yang melemah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement