Jumat 13 Jun 2014 14:18 WIB

Harga BBM Harus Segera Dinaikkan

Rep: Elba Damhuri/ Red: Asep K Nur Zaman
Bahan Bakar Minyak (BBM)
Foto: Republika/Prayogi
Bahan Bakar Minyak (BBM)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Harga minyak naik ke level tertinggi sejak September 2013 di tengah kekhawatiran perkembangan di Irak. Harga minyak dunia naik rata-rata 2-3 persen pada perdagangan Kamis (12/6), baik untuk jenis Light maupun Brent.

Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Muslimin Anwar mengatakan pemerintah harus segera menaikkan harga BBM untuk merespons tingginya harga minyak dunia. Subsidi BBM yang terpotong itu, kata Muslimin, dialihkan ke sektor yang lebih produktif.

"Dana pengalihan subsidi BBM digunakan untuk sektor yang bisa membuka lapangan kerja, khususnya pembangunan infrastruktur," kata Muslimin yang juga peneliti pada Bank Indonesia (BI) itu, Jumat (13/6).

Kekerasan di Mosul, Irak, yang berujung dikuasainya kota terbesar kedua di Irak itu di tangan pemberontak berdampak pada distribusi minyak dari wilayah utara. Turunnya produksi minyak di Libya juga mempengaruhi kenaikan harga minyak mentah dunia sejak awal tahun ini.

Di tengah permintaan dalam negeri yang masih tinggi terhadap BBM, jelas Muslimin, maka mau tidak mau harus dipenuhi dari impor. Harga minyak mentah dunia tentunya akan memberikan tekanan terhadap transaksi berjalan Indonesia yang saat ini masih defisit. 

Muslimin mengungkapkan bahwa keberanian Pemerintahan SBY dalam mengambil langkah tegas menaikkan harga BBM bersubsidi sesuai dengan nilai keekonomisannya akan ditorehkan sejarah dengan tinta emas. Pemerintahan SBY bukan hanya menyelamatkan keuangan negara, namun akan dicatat dengan apresiasi tinggi karena tidak mewariskan permasalahan paling sensitif dalam perekonomian domestik itu. 

"Langkah pemerintahan selanjutnya dapat dipastikan lebih ringan apabila kenaikan BBM dapat dilakukan dengan segera sebelum jatuh ke dalam potensi krisis ekonomi selanjutnya," kata Muslimin.

Di Tanah Air, Badan Anggaran DPR tengah mengutak-atik APBN-P 2014 seiring dengan masih tingginya kebutuhan BBM domestik. Lifting minyak yang direncanakan dalam APBN sebesar 870 ribu barel per hari tidak dapat tercapai dan pemerintah hanya mampu memenuhi sebesar 818 ribu barel per hari. 

Muslimin mendesak Badan Anggaran DPR agar menekan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Aokasi anggarannya dijamin dialihkan untuk pembangunan kilang kilang minyak, jembatan, moda transportasi kereta api, pelabuhan dan sekolah serta laboratorium riset.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement