REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bank Indonesia (BI) memprediksi ekonomi Jateng akan mengalami peningkatan pada triwulan II 2014 karena keyakinan konsumen dan ekspektasi pelaku usaha masih terpantau kuat.
"Pada triwulan II ini ekonomi Jateng akan meningkat sebesar 5,8 persen untuk year on year (yoy)," jelas deputi BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Marlison Hakim di Semarang, Kamis.
Dikatakan masih kuatnya keyakinan masyarakat tersebut menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, berdasarkan survei kegiatan dunia usaha pengusaha memperkirakan kondisi situasi bisnis perusahaan dan kegiatan dunia usaha lebih baik dibanding triwulan sebelumnya.
"Untuk investasi diperkirakan juga tetap tumbuh tinggi meski tidak setinggi sebelumnya, secara sektoral perbaikan sektor industri pengolahan dan naiknya kinerja sektor perdagangan, hotel, dan restoran diperkirakan menjadi pendorong perekonomian Jawa Tengah triwulan II 2014," paparnya.
Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Jateng pada tahun 2014 diperkirakan tetap tumbuh tinggi dengan kisaran 5,8-6,3 persen (yoy).
Marlison mengatakan hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan termoderasi di tahun 2014, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 pada kisaran 5,1?5,5 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2014 yang masih diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia ini didorong oleh investasi yang tumbuh meningkat sejalan dengan perbaikan ekspor, sedangkan untuk konsumsi masih tumbuh kuat," jelasnya.
Dari sisi perkembangan harga, inflasi tahunan Jateng di triwulan II 2014 diperkirakan tetap terjaga dan masih dapat mendukung sasaran inflasi nasional.
Pada triwulan II tahun 2014 inflasi Jawa Tengah diperkirakan sebesar 7,4 persen (yoy), sedangkan sumber inflasi diperkirakan dari administered prices dan pengaruh musiman salah satunya bulan ramadhan di akhir Juni.
"Untuk mengantisipasi meningkatnya inflasi terutama menjelang ramadhan langkah penguatan koordinasi pengendalian inflasi perlu terus dilanjutkan melalui forum TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah)," jelasnya.
Secara bulanan, inflasi April dan Mei 2014 masing-masing sebesar -0,12 persen dan 0,24 persen, sedangkan secara tahunan inflasi Mei 2014 masih tinggi yaitu sebesar 7,47 persen.
"Ini terkait dengan inflasi pada komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah (administered prices) yaitu kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg," tukasnya.