REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kabar gembira bagi para investor yang meminati industri perbankan syariah. Bank Indonesia (BI) menyatakan secara umum keuangan perbankan syariah terjaga dengan baik.
Sebelumnya BI melakukan stress test untuk melihat stabilitas sistem keuangan nasional. Selain itu stress test bertujuan untuk menggabungkan skenario mendadak dari risiko kredit dan risiko pasar.
Contohnya shock peningkatan kredit bermasalah (NPL), peningkatan suku bunga, pelemahan nilai tukar, dan penurunan harga surat berharga negara (SBN). Dalam stress test yang terbaru, BI menaikan tingkat suku bunga sebesar 2,5 persen.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI, Tirta Segara, menyatakan berdasarkan laporan tim, keuangan perbankan syariah tetap terjaga. Melalui metode di atas meski ada perbedaan, karena operasional perbankan syariah tidak berdasarkan bunga tapi bagi hasil.
Kalaupun ada perubahan suku bunga, tidak secara langsung mempengaruhi portfolio aset maupun liability bank syariah. Apalagi sebagaimana diketahui, portfolio bank syariah sebagian besar masih murabahah (jual beli).
Dengan kata lain, penerimaan perbankan syariah rata-rata tetap. ''Maksudnya dalam lingkungan suku bunga meningkat, angsuran murabahah tidak naik.Jadi NPL nya relatif lebih terkendali,'' tutur Tirta kepada Republika, Selasa (10/6).