REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Industri Penerbangan Dunia (IATA) memproyeksikan keuntungan sektor transportasi udara hingga 18 miliar dolar AS tahun ini. Angka tersebut meningkat dibandingkan total keuntungan yang diraih pada 2013 sebesar 10.6 miliar dolar AS.
Direktur Jenderal IATA, Tony Tyler mengatakan beberapa maskapai penerbangan dunia akan mencetak rekor lebih baik, meskipun harga bahan bakar naik dan juga dipicu perlambatan ekonomi Tiongkok. Pada 2013 misalnya, di tengah perlambatan ekonomi Tiongkok, IATA memotong proyeksi keuntungannya hingga 700 juta dolar AS, namun faktanya realisasi keuntungan tetap tinggi diakhir tahun.
"Di tengah ekonomi global yang fluktuatif, dengan pendapatan rata-rata sebesar 746 miliar dolar AS, maka kita akan memeproleh margin bersih rata-rata 2,4 persen atau kurang dari enam dolar AS per penumpang," ujar Tyler, dilansir dari the Guardian, Selasa (3/6).
Sektor penerbangan, kata Tyler, akan lebih menguntungkan jika perusahaan melakukan restrukturisasi dan menambah jumlah armada pesawat. Namun, dia memperingatkan adanya angin kuat yang berisiko kenaikan biaya infrastruktur dan inefesiensi dalam manajemen tahun lalu, termasuk beban pajak tinggi.
Meskipun harga bahan bakar pesawat tinggi, harga tiket diperkirakan akan jatuh hingga 3,5 persen tahun ini. Jumlah penumpang sektor transportasi udara tahun ini diperkirakan mencapai 3,3 miliar orang.