REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Fluktuatifnya harga unggas, terutama ayam, disebabkan oleh timpangnya permintaan dan pasokan ayam di pasar. Tidak hanya itu, konsumsi masyarakat juga mempengaruhi harga pasar.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia (GAPPI) Anton J Supit mengatakan, harga yang saat ini beredar di pasaran merupakan harga yang wajar. "Tapi karena masyarakat sudah biasa membeli di bawah harga pokok, kenaikan harga ini dibilang terlalu tinggi," kata Anton, Kamis (29/5).
Harga pasar saat ini pun dinilai Anton hanya sedikit lebih tinggi dari harga pokok peternak. Harusnya, harga ayam yang dijual bisa lebih tinggi lagi. Karena, ayam merupakan komoditas pertanian yang risikonya cukup tinggi.
Pemerintah diminta untuk mengatur ketersediaan ayam di pasar. Hal ini bertujuan agar harganya tidak terus fluktuatif dan cenderung merugikan peternak.
"Kita kan inginnya harga di hari normal dan harga ketika lebaran sama, sehingga tidak ada lagi harga tiba-tiba naik. Tapi kebiasaan konsumsi masyarakat yang menyulitkan ini," ujar Anton.