Selasa 27 May 2014 14:45 WIB

YLKI: Naiknya Harga Pangan Kesalahan Besar Kemendag

Rep: Meilani Fauziah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pengurus YLKI, Tulus Abadi
Foto: Republika/Agung Supri
Pengurus YLKI, Tulus Abadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga ayam, daging dan telur naik secara bertahap. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku sengaja menaikkan harga guna melindungi peternak dari lonjakan harga di bulan Ramdahan.

Menanggapi hal ini, Pengurus Harian Kembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, kenaikan ini bisa jadi kesalahan besar untuk Kemendag. Seharusnya Kemendag mengawasi harga dan bukan mengizinkan kenaikan harga.

"Selama ini Kemendag tidak bisa berbuat banyak mengatasi harga. Harga-harga masih dikendalikan pedagang, pasar," katanya dihubugi RoL, Selasa (27/5). Menurut Tulus, seharusnya Kemendag melakukan pengawasan agar harga tetap stabil. Selain itu, distribusi komoditas pangan juga diawasi agar pasokan tidak terganggu.

Tulus khawatir pedagang memanfaatkan kesempatan ini untuk menaikkan harga setinggi-tingginya. Bila instruksi kenaikan pemerintah hanya 10 persen, bukan tidak mungkin harga naik sampai 20 persen. "Kalau sudah begini, apa yang bisa dilakukan Kemendag? Menteri Perdagangan?" kata dia.

Jika harga tinggi dan permintaan banyak, masalah lain juga bisa muncul. Misalnya, kehadiran daging atau telur ayam oplosan. 

Untuk itu, pemerintah khususnya Kemendag sebagai regulator diminta mengawasi dan mengatur pasar agar pasokan lancar. Selain itu, perbaikan jalur Pantura juga harus diawasi agar distribusi komoditas bahan pangan tidak terganggu. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement