Jumat 23 May 2014 19:49 WIB

Bank Dunia Dukung Reformasi Ekonomi Cina

Bendera Cina
Bendera Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia mendukung reformasi ekonomi Cina dengan menyetujui pinjaman sebesar 35 juta dolar AS untuk mendukung pengambilan keputusan pemerintahan dan memperkuat kapasitas guna mengimplementasikan area reformasi prioritas.

"Bank Dunia telah turut terlibat secara aktif dalam reformasi ekonomi Cina sejak awal 1980-an," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Cina, Chorcing Goh, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, meski terdapat pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan selama beberapa dekade terakhir, terdapat kebutuhan untuk mengubah pola pertumbuhan itu dengan memperdalam reformasi terkait ketimpangan sosio-ekonomi serta lingkungan.

Cina juga memiliki Proyek Transformasi Ekonomi dan Kapasitas Institusional yang dirancang guna menginformasikan pembuat kebijakan untuk reformasi yang lebih efektif untuk Cina.

"Proyek itu merupakan seri keenam dari proyek kerja sama teknis kami (Bank Dunia) di sini (Cina)," katanya.

Proyek tersebut akan menghasilkan analisis dalam bentuk riset sektoral, kajian teknis, dan laporan topik yang terdiri atas enam area tematik yang mencakup reformasi fiskal dan finansial, restrukturisasi ekonomi, integrasi pedesaan-perkotaan, ekonomi hijau, sistem inovasi nasional, dan peningkatan layanan publik.

Ia mengutarakan harapannya bahwa proyek tersebut akan menyediakan tidak hanya basis pengetahuan yang berdampak kepada Cina namun juga kepada seluruh dunia.

Sebelumnya, pelemahan pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Cina pada kuartal pertama yang sebesar 7,4 persen tidak berdampak banyak pada kinerja ekspor Indonesia yang mengantongi surplus sebesar 1,1 miliar dolar AS pada waktu yang sama.

"Dampak penurunan ekonomi Cina yang mencapai 7,4 persen pada kuartal pertama 2014 hampir tidak terasa," kata Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, dalam jumpa pers kinerja ekspor impor, di Jakarta, Senin (5/5).

Lutfi mengatakan, ekspor non-migas Indonesia pada Maret 2014 tercatat mengalami kenaikan sebesar 5,6 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan juga mengalami kenaikan sebesar 3,9 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2013.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement