REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) membukukan rugi komprehensif tahun berjalan 2013 sebesar Rp 1,118 triliun. Pada 2012, perseroan membukukan laba sebesar Rp 242,04 miliar.
Tingginya kerugian yang diderita Bank Mutiara didorong oleh besarnya beban operasional. Perseroan mencatat, beban operasional sepanjang 2013 mencapai Rp 1,518 triliun atau membengkak 300 persen.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (22/5), beban tertinggi berasal dari penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai. Yaitu sebesar Rp 997,66 miliar.
Kerugian kurs mata uang asing ikut mendorong tingginya beban operasional. Yakni sebesar Rp 71,082 miliar dari tahun sebelumnya hanya Rp 10,312 miliar.
Tingginya beban membuat perseroan membukukan rugi operasional senilai Rp 1,16 triliun. "Tahun sebelumnya, Bank Mutiara membukukan laba operasional Rp 132,3 miliar," tulis pernyataan Bank Mutiara.
Namun, perusahaan yang sebelumnya bernama Bank Century Intervest Corporation ini membukukan pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 1,75 persen menjadi Rp 1,322 triliun. Tapi pada saat yang sama, perseroan juga membukukan peningkatan beban bunga sebesar 20 persen menjadi Rp 1,028 triliun.
Sampai akhir 2013, total aset Bank Mutiara tercatat sebesar Rp 14,57 triliun. Atau turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 15,24 triliun. Ekuitas neto tercatat sebesar Rp 1,375 triliun. Sedangkan total utang tercatat sebesar Rp 13,201 triliun.