REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pasar barang mewah dunia telah mencapai fase kematangan dan stabilisasi dengan pertumbuhan tahun ini diperkirakan sekitar dua persen. Angka tersebut sama dengan pertumbuhan di 2013.
"Pada 2014, kami memperkirakan kesinambungan. Perkiraan itu jauh dari pertumbuhan dua digit yang ditandai pasar antara 2009 dan 2012," kata perusahaan konsultan AS, Bain & Company dan Fondazione Altagamma mengenai hasil studi yang mereka lakukan baru-baru ini seperti dilansir AFP.
Menurut Claudia D'Arpizio, salah satu peneliti di Bain & Company, saat ini pasar barang mewah memasuki tahap baru yang disebutnya sebagai sebuah kondisi baru yang normal. "Tidak adanya fenomena ledakan konsumsi jangka pendek seperti di Cina dalam beberapa tahun terakhir dan reaksi yang lebih baik terhadap krisis di pasar-pasar yang mapan telah menyebabkan tren pertumbuhan lebih stabil dan sehat," katanya.
Hasil studi ini mengungkapkan bahwa Amerika Serikat akan menjadi mesin utama pertumbuhan, sedangkan pendapatan di negara-negara Eropa akan mengalami peningkatan berkat pembelian oleh wisatawan asing. Sementara Jepang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang mantap. "Tetapi pertumbuhannya tidak signifikan dengan nilai tukar (yen) yang tidak menguntungkan," ujar D'Arpizio.
Sementara di sejumlah kota di Cina tidak menunjukkan banyak dinamika. Namun, tidak demikian halnya dengan Hong Kong dan Macao. Sedangkan untuk kawasan Asia Tenggara, terjadi pertumbuhan yang cukup pesat khususnya di Indonesia. "Kategori yang tumbuh paling pesat adalah aksesoris," tambah D'Arpizio.