REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai ancaman krisis listrik akibat pertumbuhan ekonomi yang terus membaik.
Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan dengan meningkatnya kualitas ekonomi konsumsi listrik masyarakat menjadi meningkat. ''Selain itu sektor industri maju pabrik, dan lainnya banyak menghabiskan energi,'' kata dia kepada ROL, Selasa (13/5) sore.
Menurut Wacik, banyak sekali pembangunan hotel, mal, bandara, yang akhirnya mengonsumsi listrik begitu besar. Selain itu ditambah lagi dengan smelter-smelter baru, akhirnya konsumsi listrik naik menjulang.
Dahulu, kata Wacik, pada 1945 sampai 2004 cadangan listrik hanya 25 ribu Mega Watt (MW). Namun, semenjak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat terjadi penambahan 25 ribu MW. Artinya, dalam 10 tahun cadangan energi bertambah sama dengan rentang waktu 60 tahun.
Sekarang, lanjut dia, karena permintaan masyarakat terus meningkat akibatnya persediaan listrik terus tergerus. Pemerintah tidak mungkin bisa melarang pembelian produk-produk yang menggunakan daya listrik. Hal itu karena kemajuan ekonomi. Solusinya, pemerintah harus terus membangun pembangkit listrik baru secara masif.