REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kebutuhan tenaga kerja di Asia-Pasifik membengkak. Namun di sisi lain, Bank Dunia mencatat lebih dari 30 persen penduduk berusia 15-24 tahun di kawasan yang sama menjadi pengangguran.
Memang jika dibandingkan dengan negara Filipina, kondisi tenaga kerja Indonesia masih lebih baik. Jumlah tenaga kerja tidak terampil di Filipina usia 18-24 tahun di Filipina melampaui jumlah tenaga kerja tidak terampil di Indonesia dan Papua.
World Bank East Asia and Pasific Regional Vice President Axel van Trotsenburg mengatakan Indonesia membutuhkan 30 juta tenaga kerja baru pada tahun 2020. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia hanya sekitar 5 persen dalam 10 tahun terakhir, yang artinya hanya bisa menyerap 10 juta pencari kerja.
"Kalau tidak ditangani, tahun 2020 akan lahir 20 juta pengangguran baru," kata Trotsenburg.
Dengan pertumbuhan ekonomi 6 persen, maka pendapatan per kapita (PDB) Indonesia hanya 9 ribu dolar AS. Pemerintah Indonesia perlu mengejar pertumbuhan ekonomi di level 9 persen hingga 10 persen. Hal ini agar pendapatan per kapita (PDB) bisa mencapai 12 ribu dolar AS hingga 17 ribu dolar AS.
Kondisi Indonesia saat ini hampir sama dengan Vietnam. Tanpa upaya yang serius menggenjot pertumbuhan ekonomi, maka kiamat kecil pengangguran sudah di depan mata. "Satu generasi bisa hancur," kata Trotsenburg.