Rabu 30 Apr 2014 17:17 WIB

Kadin: UMKM Jadi Alternatif Atasi Pengangguran

Pengangguran (ilustrasi)
Pengangguran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo B Sulisto menilai usaha mikro kecil menengah (UMKM) bisa menjadi alternatif untuk memberikan lapangan kerja kepada pengangguran di Tanah Air yang jumlahnya masih tinggi.

"UMKM merupakan pilar ekonomi yang perlu diperkuat karena bisa memberikan kontribusi yang sangat berarti seperti menciptakan lapangan kerja. Dan kalau diperkuat tentu juga memberikan kontribusi besar dalam pembayaran pendapatan pajak bagi peningkatan kegiatan ekonomi," kata Suryo usai seminar Wajah Tenaga Kerja Indonesia Pasca-2014 di Gedung Kementerian Perindustrian, di Jakarta, Rabu (30/4).

Berdasarkan data BKPM, pada kwartal I tahun 2013 terdapat realisasi investasi sebesar Rp 93 triliun dengan kemampuan menampung tenaga kerja sebesar 361.924 orang. Pada kwartal I tahun 2014 ada realisasi investasi sebesar Rp 106,6 triliun tetapi hanya mampu menyediakan lapangan kerja untuk 260.156 orang.

"Dilihat dari aspek ketenagakerjaan, mutu investasi di Indonesia cenderung menurun. selama struktur perekonomian Indonesia belum berubah dari pola ekspor komoditas sumber daya alam maka kita akan menghadapi bencana pengangguran yang serius," ujar Suryo.

Ia menilai jalan keluar mengatasi pengangguran di Indonesia dengan memperkuat sektor UMKM. "UMKM selama ini mampu menampung lebih dari 100 juta angkatan kerja dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 57 persen. Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan mutu peran UMKM agar mampu memberikan kehidupan yang layak kepada lebih dari 100 juta tenaga kerja tersebut," jelasnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat Hening Widiatmoko mengungkapkan anga pengangguran di daerahnya sebesar 1,8 juta orang dari 7,1 juta pengangguran di Indonesia. Permasalahannya, lanjut Hening, penganggur tersebut rata-rata hanya sekolah hingga menengah pertama sehingga sulit memenuhi kriteria yang diminta oleh perusahaan.

"Mereka harus didorong untuk wirausaha karena tidak dapat memenuhi lowongan yang ada. Usaha yang kecil-kecil saja. Kalau modal pun harusnya tidak masalah karena Jawa Barat punya program kredit cinta rakyat yang dititipkan pada Bank Jabar dengan pinjaman modal maksimal Rp 50 juta," jelas Hening.

Sektor wirausaha memang masih belum menjadi pilihan utama terutama bagi generasi muda. Kepala Bidang Pengembangan Profesi Pendidik Santi Ambarukmi mengatakan pelajar yang hendak lulus biasanya tidak berpikir untuk membuka usaha melainkan mencari pekerjaan.

"Sejak dibangku sekolah seharusnya mereka diarahkan membuka wirausaha karena biasanya mereka belum ada pikiran untuk melakukan itu atau tidak berani. Kewirausahaan harus ditekankan oleh para guru. Maka guru pun juga harus dibekali," ujar Santi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement