REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sepanjang tiga bulan pertama membukukan pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun. Pendapatan perseroan naik 169 persen bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Laba bersih perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 383 persen menjadi Rp 444 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari peningkatan kinerja perusahaan investee sebesar Rp 169 miliar dan laba kurs sebesar Rp 159 miliar.
Presiden Direktur Saratoga Sandiaga S Uno mengatakan, penguatan ekonomi yang terjadi di awal 2014 berhasil mendorong kinerja perseroan tumbuh secara positif. "Peningkatan kinerja selama kuartal I tahun ini menunjukkan keberhasilan Saratoga mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi," kata Sandiaga, Rabu (30/4).
Untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia, Saratoga telah mengalokasikan dana sekitar 100 juta dolar AS untuk investasi baru di sektor-sektor strategis termasuk sektor infrastruktur. Perseroan sedang menjajaki investasi di proyek power plant karena permintaan listrik di Indonesia setiap tahun tumbuh rata-rata 8,4 persen.
Anak usaha Saratoga berkinerja cukup baik di sepanjang triwulan pertama 2014. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) mencatat pendapatan sepanjang Januari hingga Maret 2014 sebesar Rp 3,64 triliun. Nilai ini meningkat 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih perseroan melonjak signifikan sebesar 32 persen mencapai Rp 152 miliar.
Pada kuartal pertama 2014, Saratoga menambah kepemilikan efektif di MPMX sebesar Rp 143 miliar. Sehingga, persentase kepemilikan efektif naik dari 45,09 persen menjadi 47,22 persen.
Dari sektor bisnis infrastruktur, anak usaha Saratoga PT Tower Bersama Tbk (TBIG) terus memperkuat bisnisnya dengan menambah infrastruktur dan jaringan telekomunikasi baru. Saat ini TBIG merupakan perusahaan penyewaan menara telekomunikasi terbesar dengan jumlah 10,134 site pada akhir 2013.
Di sektor bisnis kilang minyak, PT Tri Wahana Universal (TWU) membukukan volume produksi harian TWU sebesar 16.674 bopd. Volume produksi meningkat dari 5.722 bopd tahun lalu.
Saat ini, TWU merupakan satu-satunya perusahaan kilang minyak swasta di Indonesia. Perseroan memainkan peranan penting di Indonesia untuk meningkatkan kapasitas kilang minyak.
Dari sektor bisnis sumber daya alam, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat penjualan batubara sebanyak 52,3 juta metrik ton batubara pada 2013 atau meningkat 10 persen. Pada kuartal I 2014, Adaro membukukan produksi batubara sebesar 13,99 juta ton sehingga mampu mendukung pencapaian target produksi sebesar 54- 56 MT pada 2014.
Di sektor perkebunan, Provident Agro meraih kenaikan penjualan sebesar 12,2 persen menjadi Rp 153 miliar. Saat ini Provident memiliki perkebunan di Sumatera dan Kalimantan seluas 106.000 hektar, dengan 45.297 hektar tanah yang telah ditanami.