Senin 28 Apr 2014 23:48 WIB

Laba Bersih BCA Tumbuh 26,7 Persen

Rep: Satya Festiani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja (kiri) dan Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono (kedua dari kiri).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja (kiri) dan Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono (kedua dari kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) mencatatkan perolehan laba pada triwulan I-2014 sebesar Rp 3,7 triliun. Laba tumbuh 26,7 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 2,9 triliun.

Presiden Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan laba didorong oleh kenaikan marjin bunga bersih (NIM). NIM BCA tercatat sebesar 6,5 persen pada Maret 2014, meningkat 60 bps dari Maret 2013 yang tercatat sebesar 5,9 persen.

"NIM meningkat besar walaupun personal expense meningkat," ujar Jahja dalam paparan kinerja BCA triwulan I-2014, Senin (28/4).

Kenaikan NIM disebabkan oleh kenaikan suku bunga dan volume kredit. Sejak BI rate meningkat pada Juni tahun lalu, BCA telah menaikan suku bunga dana suku bunga kredit. Kenaikan NIM juga disebabkan oleh kenaikan volume kredit.

Portfolio kredit mencapai Rp 317,2 triliun pada akhir Maret 2014 meningkat 19,7 persen yoy. Keseluruhan portfolio kredit BCA terdiversifikasi dengan komposisi kredit korporasi sebesar 33,4 persen terhadap total. Sedangkan kredit komersial & UKM serta kredit konsumer masing-masing berkontribusi 39,1 persen dan 27,5 persen.

Kredit korporasi tumbuh Rp 18,5 triliun atau 21,1 persen yoy menjadi Rp 106,1 triliun. Kredit komersial & UKM meningkat 17,4 persen yoy menjadi Rp 124,1 triliun. Kredit konsumer, didukung oleh kinerja Kredit Perumahan Rakyat (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 21,6 persen yoy menjadi Rp 87,1 triliun.

KPR meningkat 20,9 persen yoy atau Rp 9,1 triliun menjadi Rp 52,9 triliun. Jika dilihat secara triwulanan, pertumbuhan KPR relatif datar pada trowulan I 2014 sjalan dengan tren pada triwulan IV 2013. KKB tumbuh Rp 26,9 triliun dari Rp 21,7 triliun, naik 23,8 persen yoy.

Jahja mengatakan, pertumbuhan kredit sebesar 19 persen memang di luar arahan Bank Indonesia (BI) yang meminta bank untuk menyalurkan kredit sebesar 15-17 persen. Namun, pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh kredit yang diberikan pada akhir tahun lalu. "Untuk year to date (YTD), perkembangan dari Desember-Maret relatif kecil," ujar Jahja.

Sementara itu, Dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 406,8 triliun, naik 10,6 persen yoy. Dana murah atau CASA meningkat 5,9 persen yoy. Pertumbuhan CASA berasal dari pertumbuhan giro sebesar 6,9 persen yoy menjadi Rp 98,6 triliun, sedangkan tabungan tumbuh 5,4 persen yoy menjadi Rp 217,4 triliun.

BCA mencatatkan pertumbuhan signifikan pada dana deposito sebesar 30,8 persen yoy menjadi Rp 90,8 triliun sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito secara bertahap.

Untuk rasio keuangan lainnya, rasio kredit terhadap DPK (LDR) tercatat 77,1 persen. Kredit bermasalah (NPL) dapat dijaga sebesar 0,5 persen. Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 17,7 persen pada Maret 2014 dibandingkan 16,6 persen pada Maret 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement