REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Persero, Syahril Japarin, mengatakan bahwa saat ini hampir separuh dari jumlah penumpang yang dilayani oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut beralih menggunakan pesawat berbiaya murah (low cost carrier).
"Bisnis kami saat ini tidak mudah, terakhir kami melihat bagaimana perkembangan pesawat murah yang menyedot lebih dari setengah pengguna jasa PT Pelni selama ini," kata Syahril, dalam diskusi dengan wartawan saat perayaan HUT ke-62 PT Pelni, di Jakarta, Senin (28/4).
Syahril mengatakan, pihaknya mengakui bahwa usia perusahaan yang dipimpinnya tersebut sudah cukup lanjut, dan dengan berkembangnya kondisi di dalam negeri tersebut pihaknya harus melakukan berbagai efisiensi untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang mulai beroperasi pada tahun 1952 itu.
"Pilihannya tidak banyak, kami harus melakukan berbagai efisiensi dan juga melakukan diversifikasi usaha," ujar Syahril.
Menurut Syahril, upaya untuk melakukan efisiensi dan juga diversifikasi usaha tersebut harus didukung oleh kesiapan dari sumber daya manusia dan juga sistem yang ada di dalam perusahaan itu.
Salah satu langkah tersebut, lanjut Syahril, adalah terkait dengan pengelolaan pelabuhan dimana pihaknya baru saja melakukan kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II untuk melakukan pengelolaan terminal penumpang.
"Ini baru dijajaki bentuk kerja samanya, karena bagaimanapun juga terminal itu sangat penting," ujar Syahril.
Syahril menjelaskan, memang tidak semua pelabuhan yang ada di Indonesia dikelola oleh PT Pelindo, ada beberapa pelabuhan yang berada di bawah Kementerian Perhubungan dan pihaknya juga telah menyampaikan keinginannya tersebut ke kementerian terkait.
"Kami sudah menyampaikan ke menteri agar kita bisa mengelola terminal penumpang yang belum dikelola oleh PT Pelindo," ujar Syahril.