REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kopi asal Indonesia memang tak ada duanya. Cita rasanya yang khas membuatnya memiliki tempat di hati para pencinta kopi. Seperti kopi asal Sumatra yang terpilih dalam Specialty Coffee Association of America (SCAA) ke-26 di Washington Convention Center, Seattle, Amerika Serikat, Kamis (24/4) lalu.
Kopi Sumatra Mandailing menjadi inspirasi Erna Knutsen saat mendirikan SCAA. Atase Perdagangan Washington, D.C Ni Made Ayu Marthini mengatakan, dalam ajang SCAA tahun ini Indonesia membawa 29 jenis kopi yang diminati di AS.
Berdasarkan data terakhir yang diolah, saat ini konsumsi belanja specialty coffee di AS mencapai 18 miliar dolar AS per tahunnya. Sementara jumlah penikmat kopi di AS sebesar 100 juta orang setiap hari. "Data ini menunjukkan pasar komoditas kopi di AS sangat besar dan potensial," kata Made Marthini, Jumat (25/4).
Penduduk AS menyukai kopi berjenis premium, yani dengan skala nilai 80 hingga 100 poin. Kopi premium tumbuh di lingkungan dengan iklim ideal. selain itu memiliki karakteristik khusus. Saat ini pertumbuhan penjualan kopi premium di AS sangat pesat, mencapai satu hingga 25 persen dalam 25 tahun terakhir.
SCAA juga menjadi asosiasi kopi terbesar di AS bahkan dunia karena memiliki lebih dari 3 ribu perusahaan yang tergabung di dalamnya. Sehingga pasar kopi di AS sangat potensial bila terus dikembangkan.
Ekspor kopi Indonesia ke AS di tahun 2012 hampir mencapai 400 juta dolar AS, namun mengalami penurunan nilai pada 2013. Pada 2013, impor kopi AS dari Indonesia mencapai 290 juta dolar AS atau 5,45 persen dari impor kopi AS dari seluruh dunia.
Pasar AS saat ini masih didominasi oleh kopi asal Brasil dengan pangsa pasar sebesar 20,31 persen dan Kolombia dengan pangsa pasar sebesar 17,47 persen. Ekspor kopi harus terus didorong, khususnya speciality coffee yang nilainya lebih tinggi dari kopi komersial.