REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL -- Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Firmanzah, menegaskan pemerintah mempertimbangkan secara saksama penundaan akuisisi Bank Tabungan Negara oleh Bank Mandiri karena bersifat strategis dan berdampak luas.
"Presiden sudah sampaikan bahwa akuisisi BTN di masa akhir kepemimpinan beliau. Apabila ada hal yang dinilai (bersifat) strategis dan berdampak luas, maka sebaiknya menjadi masukan bagi presiden dan kabinet berikutnya," kata Firmanzah dalam acara workshop yang diadakan Sinarmas MSIG Life di Sentul, Bogor, Jumat malam.
Firmanzah mengatakan pemerintahan SBY-Boediono menilai dampak akuisisi BTN tidak kecil sehingga bisa memengaruhi pemerintahan selanjutnya. Karena itu, Presiden Yudhoyono memutuskan agar akuisisi itu dilakukan pada pemerintahan berikutnya.
"Presiden Yudhoyono memahami jangan sampai di akhir masa jabatannya, beliau memutuskan kebijakan yang berdampak pada kabinet berikutnya," ujar Firmanzah.
Menurut dia, Presiden Yudhoyono menilai segala kebijakan yang bersifat strategis harus dilihat kembali dan disampaikan kepada presiden selanjutnya lalu diputuskan.
Firmanzah mengatakan akuisisi itu perlu dilakukan komunikasi terlebih dahulu di antara kementerian terkait mengenai kejelasan statusnya.