Selasa 22 Apr 2014 06:00 WIB

Semangat Perempuan Masuki Pasar Modal Tinggi

 Stand Pasar Modal pada 'Seminar dan Pameran Literasi Keuangan' yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Mandiri di Graha Sanusi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat (14/2). (Republika/Edi Yusuf)
Stand Pasar Modal pada 'Seminar dan Pameran Literasi Keuangan' yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Mandiri di Graha Sanusi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat (14/2). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Burssa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa semangat perempuan untuk belajar mengenal industri pasar modal cenderung meningkat.

"Dari sosialisasi dan edukasi yang dilakukan BEI ke daerah-daerah, terlihat minat perempuan untuk belajar pasar modal cukup tinggi," ujar Direktur Pengembangan BEI Friderica Widyasari Dewi di sela "IDX Kartini Day 2014" di Jakarta, Selasa (22/4)

Menurut dia, perempuan harus memiliki pengetahuan tentang cara mengelola investasi, karena kemampuan perempuan juga dibutuhkan di dalam rumah tangga untuk mengelola keuangan.

"Di dalam edukasi, BEI tidak langsung memperkenalkan pasar modal, tetapi bagaimana cara mengelola keuangan, salah satu caranya dengan berinvestasi. Perempuan harus mengerti cara mengelola keuangan, minimal dilingkup rumah tangga," ucapnya.

Friderica mengemukakan bahwa untuk mendorong perempuan masuk ke pasar modal, otoritas pasar modal memiliki beberapa program salah satunya Program Perempuan Investasi.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan bahwa pihaknya sedang berencana untuk memanfaatkan industri pasar modal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Surabaya.

Saat ini, lanjut dia, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya sedang mengkaji penerbitan surat utang (obligasi). "Itu masih dikaji, kita belajar terlebih dahulu bagaimana caranya, pihak BEI akan membantu mengajarinya," ujarnya.

Risma demikian biasa disapa mengatakan bahwa PDAM Kota Surabaya sedang membutuhkan dana membuat fasilitas air bersih agar dapat langsung di minum. "Saya ingin semua kecamatan memiliki fasilitas air minum tersebut. Saat ini baru satu kecamatan yang sedang dikerjakan. Harganya sangat mahal karena harus ganti semua peralatannya agar bersih. Nilainya di atas Rp100 miliar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement