Rabu 16 Apr 2014 14:00 WIB

Dirjen: Kenaikan Tarif Listrik Industri 8,6-13,3 Persen

Transmisi listrik PLN
Foto: M Syakir/Republika
Transmisi listrik PLN

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan besaran kenaikan tarif listrik untuk industri skala besar berkisar 8,6-13,3 persen yang berlaku dua bulan sekali mulai 1 Mei 2014. "Besaran kenaikannya sesuai pembahasan dengan DPR," katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (16/4).

Menurut dia, per 1 November 2014, tarif industri skala besar tersebut sudah tidak mendapat subsidi lagi atau sesuai keekonomiannya. Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM No 9 Tahun 2014 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan Oleh PLN yang mengatur kenaikan tarif listrik industri besar itu. Permen ditandatangani Menteri ESDM Jero Wacik pada 1 April 2014.

Kenaikan tarif pelanggan industri skala besar yang memakai listrik bertegangan menengah dengan daya di atas 200 kVA atau I3 khusus perusahaan berstatus terbuka ditetapkan 8,6 persen per dua bulan sekali. Sedangkan, kenaikan tarif listrik untuk pelanggan industri yang memakai jaringan bertegangan tinggi dengan daya di atas 30.000 kVA atau golongan I4 ditetapkan 13,3 persen per dua bulan sekali.

Pemerintah memberlakukan kenaikan tarif dengan besaran 8,6 persen untuk I3 dan 13,3 persen untuk I4 tersebut sebanyak empat kali dalam 2014. Setelah 1 Mei, kenaikan tarif berikutnya adalah 1 Juli, 1 September, dan 1 November 2014. Dengan demikian, secara total pada 2014, tarif I3 tbk akan naik 38,9 persen dan I4 naik 64,7 persen.

Besaran kenaikan tarif tersebut sesuai dengan pembahasan rapat Komisi VII DPR dengan Menteri ESDM pada 21 Januari 2014. Konsumen industri golongan I3 yang berstatus perusahaan terbuka sekitar 370 perusahaan dan I4 sekitar 60 perusahaan.  Perusahaan yang masuk golongan I3 berstatus terbuka antara lain PT Gudang Garam, PT Gajah Tunggal, dan PT Astra Internasional. Sementara, perusahaan golongan I4 antara lain pabrik baja dan semen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement