REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Utama dan Manajemen Sektor dari Bank Dunia Indonesia Jim Brumby memproyeksikan pertumbuhan domestik bruto (GDP) Indonesia pada tahun ini akan mengalami perlambatan hingga 5,3 persen.
"Ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengalami krisis ekonomi memang jauh lebih baik. Kendati demikian, diproyeksikan pertumbuhan ekonomi masih akan mengalami perlambatan hingga 5,3 persen," kata Brumby pada Laporan East Asia Pacific (EAP) Economic Outlook di Jakarta, Senin.
Brumby kemudian menjelaskan bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan berdampak di beberapa sektor seperti sektor investasi.
Proyeksi untuk investasi bergantung pada investasi bangunan yang juga menghadapi ketatnya pembiayaan atau kredit.
"Adanya pengurangan dana yang dapat diinvestasikan dari keuntungan komoditas terkait, serta peningkatan biaya masuk barang impor, tampaknya akan membuat investasi melambat," ujar Brumby.
Ia mengharapkan pertumbuhan investasi akan terjadi pada akhir 2014 karena sudah adanya kepastian dalam pemerintahan, ditambah dengan pertumbuhan ekspor yang tampaknya akan terus menguat.
"Namun, yang perlu diingat bahwa perjanjian-perjanjian perdagangan yang kurang mendukung, ditambah dengan kendala dari sisi pasokan, akan membuat Indonesia kesulitan untuk mengalami pertumbuhan ekonomi hingga mencapai angka 6 persen seperti pada tahun 2007," ujar Brumby.