REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cadangan devisa Maret 2014 tercatat turun tipis menjadi 102,6 miliar dolar AS. Bulan sebelumnya, cadangan devisa tercatat sebesar 102,7 miliar dolar AS. Penurunan disebabkan oleh pembayaran utang.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah mengatakan, angka tersebut masih stabil dibandingkan bulan sebelumnya. "Tidak ada perubahan dibandingkan bulan sebelumnya," ujar Halim yang ditemui di Gedung BI, Jumat (4/4).
Ia mengatakan, perubahan angka cadangan devisa lebih disebabkan oleh aliran dana masuk atau capital inflow. "Itu lebih karena memang menerima capital inflow dalam beberapa waktu terakhir, lalu ada dinamika. Kadang-kadang keluar, kadang-kadang masuk," ujarnya.
Menurut dia, capital inflow sangat sensitif terhadap berbagai faktor, seperti keadaan ekonomi di negara-negara lain. Namun saat ini terdapat kecenderungan peningkatan permintaan terhadap aset-aset di negara berkembang.
Kendati capital inflow ada kenaikan, cadangan devisa menurun tipis. Direktur Eksekutif Departemen Statistik dan Ekonomi BI Juda Agung mengatakan, tidak semua capital inflow diserap oleh BI. "Ada yang masuk BI, ada yang keluar," ujarnya.
Menurut dia, penurunan juga disebabkan pembayaran utang di bulan Maret. "Ada utang BUMN yang jatuh tempo," ujar Juda.
Mengenai kemungkinan adanya penurunan cadangan devisa karena repatriasi, Juda mengatakan hal tersebut tidak terjadi. Menurut dia, repatriasi biasanya terjadi pada Juni.