Rabu 02 Apr 2014 17:26 WIB

Wamen: Mamin Indonesia di AS Lagi 'Naik Daun'

Koneksi kuliner terjadi melalui sejarah perdagangan antarnegara.
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Koneksi kuliner terjadi melalui sejarah perdagangan antarnegara.

REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengemukakan para peritel makanan dan minuman (Mamin) di New York menyebutkan bahwa mulai 2013 Indonesia adalah "a trending country for speciality food" atau sedang 'naik daun' karena makanannya yang spesial.

"Salah satu yang dicari konsumen untuk makanan dan minuman Indonesia adalah rasa makanan dan minuman yang eksotis. Bahan-bahan yang diperkirakan akan meningkat permintaannya yaitu kopi dan kakao, olahan kelapa, olahan bumbu, serta beras organik," katanya setelah melakukan survei pasar di New York, Selasa.

Wamendag Bayu Krisnamurthi memimpin misi dagang ke Amerika dan Kanada, 29 Maret - 5 April 2014 untuk meningkatkan ekspor nonmigas, khususnya ekspor mamin.

Untuk itu, misi dagang melakukan survei pasar dan berdialog dengan pengelola dan pemilik toko di antaranya Kalustyan's", International Grocery NYC, dan Indo Jaya di kawasan China Town. Mereka juga bertemu importir mamin Amerika, Nurul Absar, CEO Noor's House of Asia di pergudangannya di New York.

Mereka juga melakukan survei ke pasar ritel menengah ke atas yakni ke Dean & Deluca dan Whole Foods.

Berdasarkan survei dan berdialog dengan peritel Mamin di New York, saat ini di AS, minat konsumen yang besar ditujukan ke makanan dan bahan makanan dari Mediterania dan Asia khususnya India, Thailand, dan Vietnam. Namun, makanan-makanan dari Korea, Indonesia, dan Turki mulai banyak dicari.

Ekspor makanan olahan Indonesia ke AS saat ini baru mencapai 75 juta dolar AS dan sekitar 40 persennya diekspor oleh usaha kecil dan menengah. Ekspor tersebut berpotensi meningkat menjadi 125 juta dolar AS dalam 2-3 tahun ke depan, dengan UKM tetap memegang peranan penting.

"Kunci utamanya adalah seberapa mampu produsen Indonesia melakukan cepat tanggap dengan pasokan terhadap peningkatan permintaan," tegas Wamendag.

Sementara itu, peluang pasar mamin di Amerika sangat besar. Pasar mamin di AS mencapai sekitar 90 miliar dolar AS per tahun, sedangkan Indonesia hanya mendapatkannya sebesar 75 juta dolar AS per tahun.

Dari pasar yang besar itu, produk-produk dari Indonesia termasuk subkategori makanan ringan (snack), minuman, saus (condiment), bumbu, acar, dan olahan buah/sayur.

Misi Dagang

Wamendag bekerja sama dengan GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Seluruh Indonesia) serta 13 produsen Mamin Indonesia melakukan misi dagang ke Amerika dan Kanada.

Misi Penjualan ke kawasan Amerika Utara akan dirangkaikan dengan Pameran MAMIN Salon International de L'amentation (SIAL) Canada 2014 yang akan berlangsung tanggal 2-4 April 2014 di Montreal, Kanada.

SlAL Canada merupakan salah satu pameran makanan dan minuman terbesar di kawasan Amerika Utara dengan jumlah pembeli rata-rata 14.000 orang yang berasal dari 61 negara.

Tahun lalu pameran tersebut dilaksanakan di Toronto dan diikuti oleh 758 peserta dari 45 negara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Aljazair, ltalia, Korea Selatan, Maroko, AS dan Meksiko.

Produk Unggulan

Berdasarkan data dari BPS 2013, Produk makanan dan minuman Indonesia merupakan salah satu produk unggulan yang berkontribusi terhadap ekspor produk nonmigas Indonesia.

Pada 2013, nilai ekspor produk ini ke seluruh dunia tercatat sebesar 4,83 miliar dolar AS dengan tren yang positif selama lima tahun terakhir (2009-2013) sebesar 14,93 persen.

AS menempati peringkat pertama sebagai negara tujuan ekspor produk makanan dan minuman Indonesia pada 2013 dengan nilai USD 602 juta.

Ekspor Indonesia ke AS antara lain kepiting, kerang-kerangan, tuna, nanas, pasta udang, sirop, dan biskuit. Sementara impor dari AS tercatat sebesar USD 376,98 juta dan menduduki peringkat ke-6 sebagai negara asal impor. Produk makanan dan minuman yang diimpor Indonesia dari AS antara lain suplemen, buah anggur, sirop, tembakau, kentang, dan daging.

Sementara Kanada menempati peringkat 32 dengan nilai USD 22,71 juta. Produk ekspor Indonesia ke Kanada terdiri atas sarang burung walet, kerang-kerangan, kepiting, udang, tuna, teh hitam, kacang mete, pasta udang, dan biskuit. Sedangkan impor dari Kanada tercatat sejumlah USD 17,66 juta dan menduduki peringkat ke-29 sebagai negara asal impor.

Produk makanan dan minuman yang diimpor Indonesia dari Kanada antara lain kentang, kacang-kacangan, es krim, ekstrak sayuran, suplemen, agar-agar, dan sayuran.

Sementara pada 2014, produk makanan dan minuman olahan ditargetkan mengalami pertumbuhan 10,5-11,5 persen dengan nilai ekspor sebesar 4,9-5 miliar dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement