REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan ikut berperan dan berpartisipasi mendorong peningkatan ekonomi masyarakat kelas bawah.
"Dengan pendekatan dakwah yang cair diharapkan bisa meningkatkan bahkan menyejahterakan ekonomi masyarakat kelas bawah sebagai wujud menyatunya kesalehan ritual dan kesalehan sosial," kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Jumat.
Pada pelantikan Ketua Umum Pengurus Wilayah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY periode 2014-2017 Herry Zudianto, ia mengatakan segenap pengurus hendaknya selalu istiqomah dalam memegang teguh amanah organisasi, karena istiqomah lebih utama ketimbang seribu karomah.
"Jalan istiqomah lebih sulit ketimbang menapaki titian yang membentang di hari kiamat, meskipun lebih lembut daripada rambut, lebih pahit daripada kesabaran, lebih tajam daripada mata pedang, dan lebih terik daripada musim panas," katanya.
Menurut dia, amanah itu tertuang dalam visi organisasi untuk menjadikannya teladan bagi usaha percepatan penerapan dan pengembangan sistem ekonomi dan etika usaha sesuai dengan syariat Islam di Indonesia.
"Salah satu program yang mungkin bisa dijadikan isu bersama adalah dengan tajuk Indonesia Cinta Syariah karena strategi dakwah ke depan bukan tokohnya dulu yang muncul, tetapi sistemnya yang berjalan," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, MES DIY hendaknya bisa membuat program-program yang ringan, menarik, dan mudah diterima masyarakat awam dengan pendekatan persuasif.
"Program itu bisa dilakukan melalui tiga proses pendekatan, yakni ilmu yang benar, keyakinan yang benar, dan amalan yang benar," kata Sultan.
Mantan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto dilantik menjadi Ketua Umum Pengurus Wilayah MES DIY periode 2014-2017 oleh Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Harian Pengurus Pusat MES Muhammad Syakir Sula.