Kamis 20 Mar 2014 00:41 WIB

BI: Antisipasi The Fed, Indonesia Harus Tingkatkan Daya Saing

Rep: Satya Festiani/ Red: Julkifli Marbun
Layar TV di lantai Bursa New York, berisi pengumuman kebijakan Bank sentral AS atau The Federal Reserve (Fed) pada Rabu (18/12).
Foto: AP/Richard Drew
Layar TV di lantai Bursa New York, berisi pengumuman kebijakan Bank sentral AS atau The Federal Reserve (Fed) pada Rabu (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengisyaratkan akan menaikan suku bunga enam bulan setelah stimulus moneter berakhir. Stimulus moneter diperkirakan akan berakhir pada akhir tahun 2014. Bank Indonesia (BI) menyatakan, Indonesia membutuhkan langkah antisipatif untuk menghadapi hal tersebut.

"Ini (kenaikan suku bunga) mesti kita antisipasi karena kalau negara maju ekonominya membaik akan terjadi movement of capital ke negara maju," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo, Kamis (20/3). Suku bunga AS atau the Fed Rate diperkirakan akan menjadi 1 persen pada akhir 2015 dan menjadi 2,5 persen pada akhir 2016.

Menurut Agus, langkah yang harus dilakukan negara berkembang untuk mencegah larinya modal asing adalah dengan memiliki daya saing. "Kalau punya daya saing, dana dari dunia akan masuk," ujar Agus. Selain itu, Indonesia juga dinilai harus menjalankan reformasi struktural sehingga Indonesia menjadi negara tujuan investasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement