REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Harga minyak naik di perdagangan Asia Kamis setelah data stok menunjukkan penurunan pada pusat perdagangan utama AS, yang menunjukkan permintaan lebih kuat dan berita dari ekspansi pipa utama di Amerika Serikat.
Kontrak utama New York , West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik 38 sen menjadi 100,75 dolar dalam perdagangan siang dan minyak mentah Laut Utara Brent untuk penyerahan Mei naik 30 sen menjadi 106,15 dolar.
Departmen Energi AS (DoE) pada Cushing, pusat perdagangan utama Oklahoma turun 200.000 barel menjadi 29,8 juta.
Persediaan di Cushing diperkirakan terus berkurang setelah ekspansi pipa utama yang akan memudahkan distribusi pasokan dari depot
ke dalam operasional dalam beberapa bulan ke depan .
Enterprise Products Partners (EPP) mengumumkan kapasitas akan lebih dari dua kali lipatnya jaringan pipa sekitar 850.000 barel per hari pada Mei atau Juni .
EPP mengoperasikan pipa , perusahaan patungan 50-50 dengan Enbridge Inc.
"Sebuah pengumuman di Amerika Serikat mengenai potensi perluasan pipa seaway yang akan menggandakan kapasitasnya untuk memindahkan minyak menyebabkan kenaikan harga WTI," kata Sanjeev Gupta, kepala praktisi minyak dan gas Asia Pasifik di Ernst & Young.
Minyak mentah Brent masih dipengaruhi oleh krisis di semenanjung Crimea Ukraina yang diserap oleh Rusia meskipun protes keras dari Kiev dan dari negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Perluasan pipa dan ketegangan di Crimea dibayangi pernyataan oleh Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen yang mengisyaratkan bahwa bank sentral dapat meningkatkan suku bunga lebih awal dari yang diperkirakan.
Komentar Yellen, yang mengejutkan pasar, menyebabkan penurunan ekuitas saham Asia pada Kamis.
Fed juga memutuskan pada akhir pertemuan kebijakan dua hari untuk memangkas lagi program stimulus sebesar 10 miliar dolar menjadi 55 miliar per bulan, seperti yang diperkirakan.