REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan menaikkan harga jual domestik sebesar 1-1,5 persen. Hal ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang tahun lalu.
Direktur Eksekutif Indocement Christian Kartawijaya mengatakan, kenaikan dilakukan pada awal Maret. "Desember lalu juga naik 1,5 persen karena beban usaha meningkat," kata Christian, Selasa (18/3).
Sepanjang 2013, beban usaha meningkat 10,5 persen dari Rp 2,42 triliun menjadi Rp 2,67 triliun. kenaikan harga dilakukan bergantun wilayah. Pulau Jawa dinaikkan paling tinggi, yaitu mencapai 2,5 persen.
Untuk keperluan sepanjang 2014, perseroan menyiapkan dana sebesar Rp 4,5 triliun. Belanja modal ini nak bila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, yaitu Rp 2,19 triliun.
Dana ini akan dipakai untuk mendukung kapasitas produksi saat ini dengan satu proyek brownfield dan dua proyek greenfield. Mayoritas akan dipakai untuk pembangunan dua pabrik baru.
Tahun ini, Indocement mengharapkan peningkatan kapasitas produksi pabrik di Citereup sebesar 1,9 juta ton menjadi 20,5 juta ton. Sedangkan dua pabrik semen baru diharapkan dapat memproduksi masing-masing sekurang-kurangnya 2,5 juta ton semen per tahun.