REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan di awal pekan. Penguatan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan nilai tukar negara lain di Asia.
Berdasarkan data Bloomberg yang diunduh Senin (17/3), rupiah menguat 0,78 persen ke level Rp 11.267,5 per dolar AS. Kurs tengah BI menunjukkan penguatan rupiah sebesar 149 poin ke level Rp 11.272. Sementara, pada Ahad (16/3), rupiah ditutup senilai Rp 11.421 per dolar AS.
Penguatan ini diikuti nilai tukar won Korea sebesar 0,5 persen ke level 1.067,39 won per dolar AS. Nilai tukar Thailand ikut menguat 0,12 persen menjadi 32,24 baht per dolar AS.
Analis di Indonesia menyatakan penguatan rupiah merupakan dampak dari ditunjuknya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden dari Parta PDI-Perjuangan. Tidak hanya rupiah, sentimen positif ini juga mendongkrak indeks harga saham gabungan (IHSG).
Namun Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan, penguatan rupiah hanya sekadar euforia sesaat. "Nantinya pergerakan akan sejalan dengan fundamental ekonomi RI," kata Ryan kepada RoL, Senin (17/3).
Meskipun demikian, jika partai politik pemenang pemilu sesuai ekspektasi pasar, maka apresiasi rupiah bisa berlanjut ke arah Rp 11.000 per dolar AS.
Rupiah masih agak sulit untuk kembali tembus Rp 10 ribu. Kondisi ekonomi harus lebih kuat jika rupiah tembus ke level tersebut. "Ini masih butuh waktu," kata Ryan.