REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan neraca perdagangan akan kembali mencatat surplus pada 2014 ini.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, catatan positif ini bersumber dari membaiknya ekspor yang didorong oleh naiknya permintaan dari negara mitra dagang.
"Juga, terkendalinya impor sejalan dengan moderasi permintaan domestik," kata Tirta dalam siaran persnya kepada Republika, Kamis (13/3). BI berkeyakinan bahwa defisit transaksi berjalan 2014 dapat ditekan di bawah 3,0 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Neraca perdagangan Indonesia yang pada Januari 2014 mencatat defisit 0,43 miliar dolar AS, kata Tirta, lebih dipengaruhi pola musiman yang menurunkan ekspor komoditas nonmigas utama dan dampak penerapan UU Minerba yang diperkirakan temporer.
Ekspor manufaktur seperti mesin dan mekanik, produk kimia, dan produk dari logam, lanjut Tirta, pada Januari 2014 tumbuh cukup tinggi.
Dari neraca finansial, BI menjelaskan, aliran masuk modal asing diperkirakan terus membaik dipengaruhi prospek ekonomi domestik yang semakin sehat. Hingga Februari 2014, aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai Rp 34,6 triliun.
Dengan perkembangan positif tersebut, cadangan devisa Indonesia pada Februari 2014 meningkat menjadi 102,7 miliar dolar AS, yang setara 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Jumlah ini pun berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," kata Tirta.