REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Adanya pendampingan dari lembaga keagamaan meringankan beban perbankan. PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (Bank Sulut) mengatakan, penyaluran kredit melalui lembaga keagamaan positif dapat menekan kredit bermasalah (NPL).
Direktur Utama Bank Sulut Johanis Salibana mengatakan, NPL kredit melalui lembaga keagamaan saat ini sebesar 0 persen.
Bank Sulut mulai menggandeng lembaga keagamaan dalam menyalurkan kredit pada Agustus 2013. Namun, pendampingan kepada para pengusaha agar layak mendapatkan kredit sudah dimulai dari akhir 2012.
Jumlah debiturnya hingga kini baru mencapai 100 orang dengan total kredit sebesar Rp 2 miliar. "Kenapa masih kecil? Karena kita menggunakan cluster-cluster dulu. Setelah itu berjalan, baru kita gulirkan secara keseluruhan. Kalau kita langsung gulirkan tanpa ada contoh baik, nanti kalau ada yang kabur ikut kabur," ujar Johanis. Cluster-cluster tersebut merupakan pengusaha binaan BI.
NPL kredit yang disalurkan melalui lembaga keagamaan ini tercatat 0 persen. "Filisosopinya, yang dipercaya oleh masyarakat kan tokoh agama. Kalau seandainya tokoh agama paling dipercaya, kami yakin tak akan membuat kredit macet," ujarnya. Ia pun mengakui bunga yang ditawarkan kompetitif.
Mengenai skema penyaluran kredit, ia mengatakan, lembaga keagamaan membantu bank mengidentifikasi calon debitur, mendampingi debitur dan juga melakukan penagihan.