REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2014 mencapai 102,74 miliar dolar AS, meningkat sebesar 2,09 miliar dolar AS. Bulan sebelumnya, cadangan devisa tercatat sebesar 100,65 miliar dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, peningkatan disebabkan aliran modal masuk ke tanah air. Ia menyebutkan, total dana yang masuk ke dalam negeri melalui surat utang negara (SUN), saham, dan investasi langsung mencapai Rp 36 triliun.
Aliran modal yang masuk lebih tinggi daripada akumulasi capital inflow yang masuk tahun lalu yang hanya mencapai Rp 28 triliun. "Selama dua bulan ini aliran modal masuk besar. Ini yang berpengaruh pada cadangan devisa kita," ujar Agus.
Surplusnya transaksi modal dan finansial ini mampu menutupi defisit transaksi berjalan yang disebabkan oleh defisit neraca perdagangan, neraca jasa, dan pembayaran. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan di Januari 2014 tercatat defisit 430,6 juta dolar AS.
Posisi cadangan devisa saat ini dapat membiayai 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai akumulasi cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.