REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan rupiah dinilai tidak berdampak negatif pada kinerja PT Indonesia Eximbank. Bank yang khusus menyalurkan kredit ekspor ini tahun kemarin membukukan laba yang cemerlang. Salah satu alasannya adalah pelemahan rupiah.
Kini, rupiah tengah menguat. Dalam kurs tengah BI, Rabu (5/3) kemarin, rupiah ditransaksikan pada Rp 11.580 per dolar AS.
Direktur Eksekutif Eximbank I Made Gde Erata mengatakan, kendati rupiah menguat, kondisi Eximbank dalam dua bulan terakhir cukup bagus. Hingga Februari, aset tercatat sebesar Rp 46,9 triliun dan pembiayaan Rp 41,04 triliun. "Laba juga cukup bagus, sampai Februari, laba mencapai Rp 200 miliar. Berarti Rp 100 miliar per bulan," ujarnya.
Menurut Erata, potensi pertumbuhan tahun ini masih besar. Kondisi harga komoditas bergerak naik. Di samping itu, industri manufaktur masih baik. Erata mengatakan, Eximbank akan menyiapkan pembiayaan untuk pembangunan konstruksi sebagai infrastruktur ekspor. "Kenapa konstruksi andalan kita? Karena tenaga kerja akan terdorong," ujarnya.
Tahun lalu, Eximbank mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 39,42 persen menjadi Rp 46,4 triliun. Pembiayaan sebesar Rp 40,49 triliun, tumbuh 49,67 persen yoy. Sedangkan laba tumbuh sebesar 40,3 persen menjadi Rp 821,6 miliar.