Kamis 27 Feb 2014 08:12 WIB

Gubernur BI Berharap Subsidi BBM Bisa Dikurangi

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Kuota Subsidi BBM 2014
Foto: Republika/Prayogi
Kuota Subsidi BBM 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) kembali mengingatkan pentingnya reformasi struktural dalam perekonomian Indonesia. Menurut Gubernur BI Agus Dermawan Wintarto Martowardojo, reformasi struktural yang dihormati oleh dunia adalah apabila Indonesia dapat mengurangi subsidi energi yang dirasakan kurang tepat sasaran.

Hal tersebut disebabkan subsidi yang berjalan saat ini sifatnya adalah subsidi harga. Sehingga, masyarakat yang sebenarnya tidak berhak menikmati, jadi ikut menikmati. "Tetapi kalau diubah menjadi suatu subsidi yang langsung ditujukan kepada masyarakat miskin, sedangkan subsidi BBM (energi) yang sifatnya subsidi harga itu bisa dikurangi, itu akan baik sekali," ujar Agus selepas acara ANZ-Antara Economic Outlook 2014 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2) malam. 

Saat ditanya, apakah langkah itu berpeluang dilakukan tahun ini? Agus mengatakan ia hanya bisa mengimbau secara umum kepada pemerintah untuk mempertimbangkannya.

Seperti diketahui bersama, subsidi energi adalah salah satu beban dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Misalnya saja dalam APBN 2014, dari anggaran belanja negara yang direncanakan sebesar Rp 1.842,495 triliun, subsidi energi (BBM dan listrik) masing-masing memakan porsi Rp 194,89 triliun dan Rp 71,364 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement