Senin 24 Feb 2014 14:35 WIB

Mandiri Sekuritas Targetkan Kawal IPO 10 Emiten

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mandiri Sekuritas menargetkan tahun ini mengelola 10 perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dan 20 surat utang. Sampai Januari 2014, perseroan sedang mempersiapkan IPO 3 perusahaan. "Tahun ini kami targetkan nilai penjaminan sebesar Rp 10-12 triliun," kata Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto, Senin (24/2).

Selain tiga IPO, Mandiri Sekuritas juga sedang diberi mandat mengelola penerbitan 10 surat utang, yaitu tiga MTN dan tujuh obligasi. Sayangnya, Abi tidak menyebutkan nilai dan perusahaan yang akan melaksanakan aksi korporasi tersebut. Pasalnya, perusahaan yang akan menerbitkan surat utang juga masih melihat situasi pasar. Nilai penerbitan masih bisa berubah.

Perseroan akan terus meningkatkan jumlah nasabah ritel. Saat ini, jumlah investor ritel perseroan sebanyak 22.500 nasabah dan 13 ribu diantaranya merupakan nasabah online. Tahun ini diharapkan dapat menambah investor ritel menjadi 45 ribu nasabah.

Penambahan nasabah ritel akan dilakukan melalui sinergi dengan induk usaha, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Selain itu, perseroan juga mengoptimalkan 25 kantor cabang untuk menambah investor. Tahun ini, lima kantor baru akan dibuka di kota-kota di Indonesia.

Sementara itu, PT Mandiri Investasi menargetkan dana kelolaan sebesar Rp 26 triliun-Rp 27 triliun. Per akhir tahun lalu, dana kelolaan Mandiri Investasi sebesar Rp 19,3 triliun. "Sampai Februari sudah Rp 21,6 triliun," kata Direktur Utama Mandiri Investasi, Muhammad Hanif.

Tahun ini, Mandiri Investasi akan tetap fokus melayani nasabah ritel. Serupa dengan Mandiri Sekuritas, perseroan akan memanfaatkan jaringan induk. Perseroan juga akan mengoptimalkan Mandiri Investment yang ada di Singapura. Diharapkan bulan depan sudah ada produk yang dipasarkan di negeri jiran tersebut.

Hanif optimistis tahun ini faktor-faktor pendorong ekonomi akan membaik. Perusahaan di Indonesia juga menunjukkan kinerja yang baik. Sehingga, perseroan memproyeksikan IHSG akan mencapai 5.000.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement