Senin 17 Feb 2014 19:46 WIB

Malaysia Menjadi Negara Paling Diperhitungkan di Asia Tenggara

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Nidia Zuraya
Salah satu sudut Kota Kuala Lumpur, Malaysia.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Salah satu sudut Kota Kuala Lumpur, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo), Imam T Saptono, menyampaikan perbankan syariah memang hanya menjadi bagian dari kecil dari ekonomi Islam. Hanya saja saat ini di Indonesia perbankan syariah menjadi gerbong yang membawa ekonomi Islam lebih maju.

Berdasarkan data, dalam diskusi beberapa pekan lalu, ia menyampaikan aset perbankan syariah global terus meningkat pesat. Aset perbankan syariah global hampir mencapai 1,8 triliun dolar AS. Sementara hingga kini, tutur dia untuk negara Timur Tengah, khususnya anggota Kerjasama Negara Teluk memiliki peran yang dominan. Di Asia Tenggara, Malaysia menjadi negara paling besar menyumbang aset perbankan syariah.

Ia membandingkan di tahun 2012, aset perbankan syariah Malaysia tumbuh 38 miliar dolar AS sementara Timur Tengah non GCC memiliki aset sebesar 25 miliar dolar AS. Sedangkan GCC mencatat angka pertumbuhan 127 miliar dolar AS.

Indonesia, tutur dia, sebagai negara dengan mayoritas muslim justru memiliki pangsa pasar perbankan syariah sangat kecil, yaitu 4,86 persen berdasarkan data September 2013. Sementara Malaysia mencapai 21 persen dan Arab Saudi mencapai 23 persen.

Namun, Indonesia memiliki potensi besar karena pendorong utama perbankan syariah adalah masyarakat. Sementara Malaysia lebih didorong pemerintah dan Timur Tengah karena petro dolar. Terakhir pertumbuhan perbankan syariah di Eropa juga hanya karena mengejar investasi besar dari Timur Tengah dan Asia.

Selain di dukung masyarakat, pertumbuhan besaran perbankan yang stabil di Indonesia menunjukkan suatu hal yang penting. Hal itu adalah perbankan di Indonesia cukup tahan dari guncangan krisis global.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement