REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) melelang lagi pengadaan unsur nabati yang terdapat dalam campuran biodesel atau "fatty acid methyl ester" (FAME) sebanyak 850.000 kiloliter per tahun.
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir di Jakarta, Minggu mengatakan, "FAME" tersebut untuk memenuhi kebutuhan biodiesel di Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
"Kami akan terus melelang untuk memenuhi total kebutuhan FAME periode 2014-2015 sebesar 5,3 juta kiloliter," ujarnya.
Saat ini, dari kebutuhan 5,3 juta kiloliter itu, Pertamina sudah memperoleh pasokan 45 persennya atau sebesar 2,4 juta kiloliter.
Pasokan tersebut didapat dari dua kali lelang yakni 1,24 juta kiloliter untuk sembilan klaster. Sedang, lelang kedua memperoleh 1,14 juta kiloliter untuk 15 klaster.
Ali mengatakan, sesuai instruksi pemerintah, Pertamina menender dengan target harga FAME maksimal seharga solar di pasar Singapura sesuai patokan "mean oil Platts of Singapore (MOPS).
Namun, lanjutnya, memang pengadaan FAME khususnya di wilayah Indonesia Timur, terkendala produsen yang tidak sanggup memenuhi ketentuan harga FAME maksimal MOPS solar tersebut.
"Untuk itu, Pertamina kini mengkaji berbagai alternatif solusi terbaik untuk pengadaan FAME di wilayah tersebut," tuturnya.
Berdasarkan data Pertamina, sejak 2009 hingga 2013, BUMN tersebut mencatat pertumbuhan pemanfaatan FAME sebanyak 653 persen dari 126.098 kiloliter pada 2009 menjadi 930.561 kiloliter pada 2013.