REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain faktor global, sejumlah faktor domestik pun ikut memperkuat gerak rupiah atas dolar AS. Pengamat ekonomi UI Muslimin Anwar mengatakan, setidaknya ada tiga faktor fundamental ekonomi dan teknikal dalam negeri yang cukup kuat.
Pertama, kata Muslimin, surplus transaksi modal dan finansial di tengah defisit transaksi berjalan pada triwulan IV-2013 yang menurun cukup tajam menjadi 1,98 persen dari triwulan sebelumnya yang 3,5 persen. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang membaik ini menjadi faktor perbaikan fundamental yang positif.
Kedua, membaiknya fundamental ekonomi Indonesia ini juga ditopang oleh membaiknya kinerja ekspor seiring dengan meningkatnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor seperti AS, Jepang, dan Cina. "Peningkatan ekspor ini diiringi dengan menurunnya nilai impor sehingga meningkatkan neraca perdagangan," kata Muslimin yang juga pengurus PP Muhammdiyah ini, Ahad (16/2).
Ketiga, inflasi yang masih terkendali di tengah anomali cuaca, banjir, dan tertundanya masa panen raya. Muslimin menurutkan, semua itu telah mendukung persepsi positif terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Selain itu, jelas dia, pemberian predikat the Guiders kepada Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, dari kantor berita the Financial Times turut meningkatkan kepercayaan pasar.
"Tindakan preemptive menaikkan BI Rate sejak Juni sebagai antisipasi terhadap lonjakan inflasi pascakenaikan harga BBM bersubsidi berhasil mengarahkan pelaku pasar, meredam dampak lanjutan terhadap harga-harga," kata Muslimin.