REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membukukan penurunan laba operasi sebesar 66,4 persen menjadi 56,4 juta dolar AS. Laba bersih perseroan turun dari 110,84 juta dolar AS menjadi 11,2 juta dolar AS.
Turunnya laba bersih perseroan disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan tingginya harga bahan bakar. "Selain itu Garuda juga melakukan investasi dalam jumlah besar dalam penambahan armada PT Citilink Indonesia," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, Senin (8/2).
Namun, perseroan membukukan kenaikan pendapatan operasi sebesar tujuh persen menjadi 3,72 miliar dolar AS. Pendapatan dari penumpang meningkat 10 persen menjadi 2,96 miliar dolar AS.
Garuda berhasil melunasi pinjaman sebesar 130 juta dolar AS. Utang ini terdiri dari 55 juta dolar AS dari Citi Club Deal-1 dan 75 juta dolar AS dari Indonesia Eximbank.
Tahun ini, Garuda akan melaksanakan right issue pada semester pertama 2014. Garuda juga menyelesaikan proses penawaran umum perdana saham untuk anak usahanya, Citilink serta akuisisi Gapura Angkasa. Perseroan pelat merah ini juga akan mempersiapkan dedicated terminal di Denpasar.