REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki 2014, unit usaha syariah Bank OCBC NISP memilih mengerem pertumbuhan. Jika di 2013 target pertumbuhan maksimal 50 persen namun di tahun ini hanya 30 hingga 40 persen.
Kepala Bisnis Syariah PT Bank OCBC NISP Tbk, Koko Rachmadi, Senin (10/2), mengatakan sesuai dengan arahan Bank Indonesia sebelumnya, perseroan hanya memasang target 30-40 persen. Namun untuk mendukung pertumbuhan, OCBC NISP Syariah telah menyiapkan beberapa strategi. pihaknya akan menambah akad baru untuk pembiayaan. Sementara untuk pengumpulan dana pihak ketiga juga ada penambahan produk.
Pembiayaan yang sedang akan mereka coba adalah umrah. Selain itu juga penambahan modal untuk meningkatkan rasio kecukupan atau Capital Adequacy Ratio.
Ia mengakui CAR sebelumnya hanya 8,3 persen. Akan tetapi berdasarkan realisasi penambahan modal sebesar Rp 100 miliar di akhir Januari lalu, CAR meningkat hingga 16 persen.
Selain itu pihak dia juga berencana menurunkan rasio pembiayaan terhadap simpanan (FDR). Jika 2013 FDR mencapai 140 persen, di tahun ini mereka target turun hingga 110 persen. Sedangkan untuk kredit bermasalah atau NPF sangat rendah dimana NPF gross 0,9 persen dan nett 0,7 persen layaknya bank induk.