REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ribuan file data nasabah Barclays Plc, bank terbesar kedua di Inggris, dicuri dan dijual. Pihak Barclays saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Barclays juga akan mengontak semua nasabah yang menjadi korban.
Seorang sumber anonim membocorkan soal pencurian tersebut kepada sebuah surat kabar yang kemudian dikutip BBC News, Senin (10/2). Sang narasumber mengakui telah menyerahkan sebuah memory stick berisi data pribadi dari 2 ribu nasabah Barclays. File-file tersebut dijelaskan berisi data paspor dan nomor asuransi nasional, serta jumlah uang dan informasi kesehatan.
Dalam pernyataan tersebut sang narasumber juga mengatakan, data tersebut dijual kepada seorang yang disebutnya sebagai 'Rouge City Traders'. Data tersebut dihargai hingga jutaan dolar AS dengan transaksi di pasar gelap.
Penyelidikan Barclays ini mengarah ke dugaan pembocoran data pada 2008. Para nasabah yang menjadi korban awalnya menghubungi pihak bank dan menanyakan perencana keuangan dari Barclays. Saat ini Kantor Komisaris Informasi bekerja sama dengan kepolisian sedang mencari informasi yang lebih detil.
Pihak Barclays mengatakan, telah menghubungi regulator untuk menangani kasus ini. "Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan data pribadi nasabah," kata juru bicara Barclays.