REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curah hujan yang tidak menentu lambat laut bisa berdampak pada perkebunan sawit. Jika terjadi lebih lama lagi, produksi sawit nasional bisa turun hingga 10 persen. "Akhirnya nanti mempengaruhi biaya produksi," ujar Direktur PT SMART tbk, Toni Liwang, kemarin.
Frekuensi hujan dan anomali cuaca tahun ini dikatakan lebih cepat terjadi. Kondisi ini biasanya baru terjadi di kuartal 3 setiap tahun.
Komponen biaya produksi perkebunan sawit yang terbesar ada dua, yaitu ketika pembukaan lahan dan penanaman. Tahun ini diperkirakan terjadi peningkatan bisa karena ada pertambahan tanaman menghasilkan yang sebelumnya belum menghasilkan (TBM). Selain itu juga terdapat tanaman muda yang akan tumbuh dewasa.