Rabu 29 Jan 2014 11:55 WIB

SMI Akan Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Obligasi.
Foto: seputarforex.com
Obligasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun. Obligasi diterbitkan dalam rangka memperkuat pembiayaan kepada proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Sekretaris Perusahaan Astried Swastika mengatakan, obligasi akan diterbitkan pada pertengahan 2014. "Mungkin sekitar Mei," ujar Astried usai penandatanganan penggunaan indeks SMinfra18 dengan PT Indo Premier Investment Management di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/1).

Perseroan belum menunjuk penjamin pelaksana emisi efek untuk penerbitan obligasi berdenominasi rupiah ini. Astried mengatakan, saat ini perseroan masih melakukan seleksi terhadap beberapa perusahaan sekuritas.

Obligasi ini akan disalurkan untuk proyek-proyek infrastruktur yang memerlukan pembiayaan. Namun perseroan belum menentukan proyek apa saja yang akan dibiayai oleh SMI. Penyaluran dana hasil obligasi ini akan sesuai dengan delapan sektor proyek yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK), yaitu seperti kelistrikan, air, dan proyek pendukung minyak dan gas (migas).

Sampai pekan ini, perseroan sudah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 5 triliun untuk hampir 40 proyek infrastruktur. Portofolio pembiayaan ini memberikan multifier effect sebanyak delapan kali.

Astried menjelaskan, SMI tidak pernah membiayai 100 persen sebuah proyek infrastruktur. SMI masuk sebagai minoritas agar investor menangkap sinyal kalau pemerintah pun masuk ke proyek tersebut. Sehingga, investor pun akan masuk ke proyek tersebut. Inilah yang disebut sebagai multiflier effect. "Kami bertugas sebagai katalis," ujar Astried.

Obligasi yang diterbitkan perseroan Mei mendatang merupakan aksi korporasi di pasar modal pertama bagi SMI. Aksi ini menjadi upaya pertama perseroan mendapatkan dana bukan dari pemerintah.

SMI telah mendapatkan peringkat AA plus dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings. "Ke depan kami juga mengharapkan bisa menerbitkan obligasi global," ujar Astried.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement