REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sudirman Saad menyatakan Indonesia akan menutup impor garam konsumsi pada tahun 2014 karena kelebihan garam konsumsi pada tahun 2012 dan 2013.
"Kita sudah menyepakati di tingkat Forum Garam Nasional bahwa tahun 2014 menutup keran impor garam konsumsi karena stok di dalam negeri masih cukup sampai masa panen," kata Sudirman di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan 2014, di Jakarta, Selasa (28/1).
Sudirman menjelaskan kelebihan stok garam konsumsi ini berupa sisa 1 juta ton pada tahun 2012, serta kelebihan pada tahun 2013 yang menghasilkan 1,5 juta ton garam konsumsi.
Produksi garam konsumsi pada tahun 2013, lanjut Sudirman, sebenarnya masih di bawah target awal sebesar 1,8 juta ton.
"Akan tetapi target telah koreksi dari 1,8 juta ton menjadi 550.000 ton karena di awal tahun 2013 BMKG merilis perkiraan masa kemarau untuk tahun 2013 selama 2,5 bulan, Tetapi ternyata masa kemarau lebih panjang yakni sekitar 3 bulan," tegas Sudirman.
"Sehingga meskipun di bawah target semula yakni 1,8 juta ton tetapi pencapaian produksi tahun 2013 dua kali lipat dari target setahun. Ditambah sisa stok dari tahun 2012," ujarnya.
Ia mengatakan faktor lainnya dari kelebihan garam konsumsi yaitu semangat petani garam yang tinggi. "Belajar dari pengalaman sebelumnya yang ternyata harga garam masih relatif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sehingga bisa memberikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka," jelas Sudirman.