REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan ritel elektronik Electronic City meraih salah satu penghargaan Superbrands Indonesia 2014 di antara 45 merek ternama.
"Untuk ketujuh kalinya kami hadir untuk mencari produk-produk prestise dari Indonesia melalui survei AC Nielsen," jelas Chairman Superbrands Indonesia Alistair G. Speirs dalam Gala Dinner Superbrands Indonesia 2014 di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Jumat (24/1) malam.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Mark Canning yang turut diundang di Gala Dinner 2014 menilai sebuah merek sangat menggambarkan kekhasan suatu wilayah. Semakin kuat sebuah produk menanamkan mereknya ke benak setiap pengguna, menurut Canning, bisa saja mewakili penggambaran sebuah negara di mata internasional, seperti yang telah dilakukan Korea Selatan dan Jepang.
"Saya rasa, merek-merek yang berhasil menggondol Superbrands bisa dipastikan mempunyai sebuah cara inovatif untuk menggaet pelanggannya," cetus Canning.
Inovasi yang simultan itulah yang membuat perusahaan pionir ritel alat elektronik ini meraih Superbrands untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. "Mendapat kepercayaan melalui logo Superbrand sama seperti mendapat kepercayaan dari para konsumer. Kami mendapat value dari penghargaan supaya meningkatkan layanan serta melakukan inovasi," ujar GM Marketing and Communication PT Electronic City Indonesia Tbk Manael Sudarman.
Selama 12 tahun melayani pasar konsumen di Indonesia, Electronic City telah mengembangkan berbagai program menarik buat konsumen. Seperti penjualan langsung serta cicilan melalui e-commerce.
"Meski secara umum pasar elektronik goncang karena nilai tukar rupiah rendah kami tetap mempertahankan jaminan servis purnajual, garansi pembelian 14 hari, asuransi, dan jasa pengiriman barang. Intinya kami menambah kenyamanan serta keamanan berbelanja elektronik," cetus Manael.
Pada tahun 2014 ini, sektor investasi masih menjadi bahan pertimbangan. Pasalnya, tahun lalu, Electronic City telah membuka sahamnya ke publik (IPO). Dana tunai yang berhasil didapatkan perusahaan dari keseluruhan jumlah saham yang dilepas sekitar Rp 1,3 triliun. Perusahaan pun membagi, yakni sebanyak 12 persen akan dipakai untuk melunasi pinjaman bank. Dan sebagian besar, yaitu 88 persen, akan digunakan pengembangan bisnis dan modal kerja.