Senin 20 Jan 2014 19:40 WIB

Waspadai Inflasi Tinggi Akibat Banjir

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai dampak bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di Tanah Air dari sisi perekonomian akan terasa pada distribusi bahan pangan.

Hal tersebut disebabkan karakteristik bahan pangan yang tidak bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama. "Sisi suplai terhambat sehingga harga meningkat. Ujungnya inflasi," ujar Eko kepada ROL, Senin (20/1). 

Selain inflasi bahan pangan, Eko menyebut masalah infrastruktur juga harus dicermati. Ini terlihat dari kerusakan jalan aspal yang tetap dilintasi sehingga cepat rusak. "Tentu dapat mengganggu distribusi," ujar Eko.

Secara umum, Eko menilai antisipasi pemerintah menghadapi bencana banjir belum optimal. Hal ini sangat disayangkan mengingat banjir merupakan peristiwa yang kerap hadir setiap tahunnya. 

Eko menyadari adanya permasalahan dari sisi anggaran. "Perlu dana besar terkait ini," kata Eko. 

Selain itu, untuk jangka panjang, Eko menyarankan agar pemerintah membangun kutub-kutub pertumbuhan ekonomi baru. Tidak melulu hanya di Pulau Jawa ataupun Pulau Sumatra. Ini perlu dilakukan sehingga migrasi penduduk tertahan. "Jika dilakukan, implikasi bencana pun berkurang.  Orang cenderung migrasi ke potensi ekonomi bagus," ujar Eko.

Inflasi Januari 2013 mencapai 1,03 persen sebagai akibat cuaca buruk. Hal tersebut menyebabkan beberapa sentra produksi bahan pokok tergenang. Imbasnya, harga bahan pokok mengalami lonjakkan yang signifikan. Misalnya, ayam ras, ikan segar dan komoditas-komoditas lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement